Tuesday, September 1, 2020

Seni Kayu Bakar (SEKAR)

Salam budaya Indonesia,

Kali ini Anjani Art Gallery akan menampilkan beberapa produk yang terkait dengan pemanfaatan kayu bekas (kayu buangan). Hal ini sangat sesuai dengan filosofi dasar kami bahwa "Waste is only waste when wasted". Demikian juga, kayu bekas atau potongan-potongan kayu yang dibuang dan tidak termanfaatkan akhirnya akan menjadi sampah jka tidak dimanfaatkan secara baik.

Berikut adalah beberapa contoh karya seni kayu bakar (Wood Burning Art) yang para sahabat semua pasti bisa mengikuti dan mengerjakannya...

Pirografi Hiasan Meja dari Kayu Bekas


Bonggol potongan pohon yang terbuang di tempat pembakaran sampah kompeks permahan kami, diambil, dikupas kulitnya, lalu dibakar dan diamplas, dan terakhir divernis. Jadilah tiang penyangga Pot tanaman yan artistik dan nampak tua. Pengerjaannya cukup mudah, cuma dibutuhkan kesabaran dalam menghaluskan permukaannya saja.

Pembakaran kayu berfungsi sebagai upaya menguapkan unsur Selulosa (senyawa karbohidrat kompleks pada setiap kayu) dan menysakan unsur Lignin (senyawa keras kayu yang tahan api dan kedap air).  Teknik pembakaran seperti ini di Jepang dikenal dengan  sebutan Shou Sugi Ban atau YakiSugi, yaitu cara tradisional Jepang untuk pengawetan kayu. Dengan pembakaran ini, bermanfaat untuk:

(1). Kayu tahan terhadap api.
(2). Kayu kedap air (unsur karbohidrat yang sudah diubah menjadi karbon/CO2) adalah isolator air.
(3). Kayu tahan hama ngengat, rayap, serangga bubuk, dll yang gemar makan karbohidrat kayu.
(4). Penampakan/penampilan kayu jadi leih gelap, atau terkesan kayu tua dan keras.

Dengan ditambah vernis pada permukaan kayu, ini akan lebih melindungi kayu dari cuaca dan jamur.
Kuil-kuil (temples and shrines) di Jepang usianya bisa tahan lebih dari 120 tahun karena mereka menerapkan teknik pengawetan kayu seperti ini.

Bonggol Potongan Pohon Yang Terbuang Di Sampah

Bonggo Kayu Jadi Tiang Sangga Pot Tanaman

Potongan Kayu Bekas Jadi Hiasan Meja "Jokowi"



Potongan kayu bekas jadi hiasan meja "Harimau"


Potongan kayu bekas jadi hiasan meja "Burung & Mbang Sepatu"


Potongan kayu bekas jadi bingkai Jam-Dinding




Kunjungi juga link: https://sekar-anjani.blogspot.com/

Salam Pirografi Indonesia
Anjani Art Gallery
Sept-2020.

Monday, August 31, 2020

SENI-KARTON (Cardboard Art)

Salam sejahtera teman-teman semua...

Ada pepatah mengatakan "Waste is only waste when wasted" (Sampah hanya akan menjadi sampah jika dia mengotori). Artinya, barang apa pun, dari jenis terkecil sampai terbesar, biasanya jika sudah tidak terpakai (menjadi barang bekas), barang itu akan mengotori (atau perlu dibuang ke tempat sampah).

Studi dari Dr. Costas Velis dari University of Leeds yang unggah oleh National Geographic menyatakan bahwa jika tidak diambil langkah-langkah strategis, maka produksi Sampah Plastik saja di seluruh dunia pada tahun 2040 akan mencapai 1,3 Milyar Ton. Itu dari sampah plastik saja, yang bahan sangat lama untuk terurai, belum sampah lainnya.

Kita bisa saja membayangkan secara sederhana (terutama untuk masyarakat perkotaan), jika sehari saja sampah dalam rumah kita tidak dibuang, setidaknya minimal ada sekantong sampah. Kali ini kita akan menyinggung soal sampah kardus atau karton bekas bungkus atau pengepakan barang-barang kita. 

Jika kita menganut filosofi bahwa tidak ada yang namanya sampah atau barang bekas, yang tidak bisa  dimanfaatkan kembali. Segala barang bekas apa pun akan menjadi berguna jika kita menganut falsafah RE-USING dan RE-CYCLING.

Karton atau kardus bekas bungkus suatu barang apa pun juga bisa dimanfaatkan ulang sebagai bahan baku karya seni, contohnya seperti produk lukisan karton di Anjani Art Gallery berikut ini.



 





Sampah karton (kardus) ini, selain bisa dimanfaatkan untuk karya seni 2 dimensi (2-D, dalam bentuk lukisan), juga bisa dimanfaatkan untuk karya seni 3 dimensi (3-D, patung). Beberapa contoh karya seniman lain dari berbagai belahan dunia, bisa dilihat di bawah ini:






James Lake, seniman karton yang cacat kakinya.


























Jadi, yang terpenting dalam berkarya-seni sebenarnya BUKAN pada jenis bahan bakunya, tidak harus dengan kanvas putih untuk membuah lukisan, tidak harus dengan bahan gipsum atau semen untuk membuat patung, tapi untuk menciptakan karya seni lebih dipentingkan IDE-nya dan bahan bisa dari apa saja.

Gampang khan ??? Selamat mencoba teman-teman...

Salam budaya Indonesia,  Agt-2020.


Sunday, August 30, 2020

Leak Penjaga Pintu

 Salam Pirografi Indonesia,

Berikut ini adalah produk Anjani Art Gallery dalam bentuk Pirografi Panel Pintu, dengan ketebalan plywood 0,8 cm, ukuran panel 60 x 180 cm, teknik pirografi dikombinasi dengan cat acrylic. Panel pintu ini dipasang pada pintu balkon (lantai-2), sehingga bisa cukup bebas terlihat dari jalan depan rumah. 

Peminat serius untuk pesan bisa menghubungi blog ini.


 


Salam Pirografi
Agt-2020

Saturday, August 29, 2020

Sang Kyai

Jumpa kembali para penggemar Pirografi Indonesia. Setelah lama blog ini sempat terbengkalai tidak ter-update, di tengah situasi pandemi ini kita akan coba mengaktifkan lagi postingan karya-karya Seni Bakar (Sekar) poduk dari Anjani Art Gallery. 

Untuk saat ini galeri akan menampilkan koleksi kami dengan judul karya: "Sang Kyai", media plywood 0,6 cm, ukuran karya tanpa bingkai 40 x 57 cm. Karya ini bisa dimiliki bagi peminat yang serius mengkoleksi pirografi dan bisa menghubungi di blog ini.

Sang Kyai, plywood 40x57 cm

Salam Pirografi Indonesia
Anjani Art Gallery




Wednesday, December 20, 2017

Kucingku Sayang


Kucingku Sayang (SOLD)

Tarian Dayak (Laki-laki)


Tarian Dayak (SOLD)

Two Dogies

"Two Dogies", plywood 9 mm, ukuran 34 x 45 cm (SOLD)

Temptation in Bali

Temptation in Bali 

Kita tahu bahwa masyarakat Jawa pada umumnya mengenal istilah "3-TA" (harTA, tahTA, waniTA), sebagai bentuk "iming-iming"/godaan/pencobaan hidup bagi seorang laki-laki. Dalam dunia politik juga dikenal "iming-iming" atau godaan yang disebut sebagai "Power". Lord Acton bahkan menyatakan: "Power tend to corrupt, but absolutely power must be corrupt". Oleh karena itu dalam konteks demokrasi agar kekuasaan seorang eksekutif tidak menjadi absolut (supaya dia menyalah-gunakan), maka perlu ada kontrol dari rakyatnya (yang dalam hal ini rakyat direpresentasikan dalam wakil-wakilnya di parlemen). Adalah kasus yang lucu kalau sampai terjadi yang namanya "Wakil-Rakyat" justru dikontrol oleh Eksekutif. Jadi kalau ada Gubernur sampai mengontrol DPRD, itu sejarah demokrasi yang unik dan fenomena sudah terjungkir-balik.  

"Temptation in Bali", 9 mm, size: 47x60 cm, IDR.600.000
Dalam Injil dikenal 3-godaan/pencobaan yang dihadapi oleh Yesus (Isa), yaitu:
(1). Kekuasaan dalam pemenuhan kebutuhan fisik (dalam Injil dikisahkan bahwa Iblis membisikkan pesan agar batu diubah menjadi roti untuk mengatasi rasa lapar Yesus)
(2). Kekuasaan dalam mengontrol keamanan fisik (dalam Injil dikisahkan bahwa Iblis menyuruh Yesus menjatuhkan diri dari tempat ketinggian agar para malaikat melindungi fisik Yesus dari benturan ke batu)
(3). Kekuasaan dalam mengontrol kehidupan kota dan segala isinya (dalam Injil dikisahkan bahwa Iblis akan menyerahkan semua kota dan segala isinya jika Yesus mau menyembah kepadanya).  

Kiri: Lukisan Surikov-1872; Kanan: Lukisan Ary-1854
Pada tahun 1854 Ary Scheffer (seorang pelukis Perancis kelahiran Belanda) melukis di kanvas dengan judul "Temptation of Christ" dan judul yang sama dilukis pada tahun 1872 oleh Vasily Ivanovich Surikov (pelukis asal Siberia-Rusia). Kedua lukisan tersebut mennggambarkan kisah Yesus (Isa) saat mengalami pencobaan oleh si Iblis, dimana Iblis (versi Eropa) digambarkan sebagai makluk telanjang dan bersayap. Imajinasi dan kreasi seni apa pun boleh saja dilakukan dalam konteks dimensi ruang dan waktu seniman tersebut hidup.

Seandainya Yesus dulu lahir di Bali, maka berdasarkan mitologi Bali manifestasi dari Iblis si pembisik maut itu akan direpresentasikan dalam bentuk Leak seperti lukisan pirografi berjudul "Temptation in Bali" berikut ini: