"Arya Belajar Melukis", 45 x 60 cm (not for sale) |
Saturday, December 3, 2016
Sunday, July 31, 2016
Belajar Seni di Tokyo
Hallo sahabat pecinta pirografi Indonesia, apa kabar?
Awal Juli lalu Anjani sempat mengunjungi kakak kandungnya ke Tokyo. Ada beberapa foto yang bisa dibagikan (share) selama proses pembelajaran seni-rupa ke Tokyo. Belajar dari perjalanan peradaban dan budaya Jepang melalui kunjungan ke Museum Edo-Tokyo:
Mengunjungi kuil dengan lampion besar di Asakusa, Tokyo:
Lukisan ini dijual di salah satu toko souvenir sekitar kuil Asakusa. Ukurannya tidak besar, cuma sekitar 50 x 70 cm, harganya tertulis 172.800 Yen atau sekitar Rp.22.400.000,-
Berikut ini adalah contoh beberapa lukisan yang terpajang di dinding-dinding sepanjang jalan masuk menuju kuil lampion besar di Asakusa-Tokyo yang menceritakan sekitar kuil di Asakusa ini.
Sketsa pirografi yang mengekspresikan pertandingan sumo:
Anjani as Samurai, plywood 35x45cm (not for sale) |
Tiket masuk ke museum Edo-Tokyo, 600 Yen |
Salah satu lukisan kuno di Museum Edo-Tokyo |
Anjani dan Mama berfoto di depan lukisan besar di Museum-Edo, Tokyo |
Lukisan ini dijual di salah satu toko souvenir sekitar kuil Asakusa. Ukurannya tidak besar, cuma sekitar 50 x 70 cm, harganya tertulis 172.800 Yen atau sekitar Rp.22.400.000,-
Lukisan di Asakusa yang dibandrol 172.800 Yen (sekitar Rp.22 juta) |
Anjani menunggu sunset bersama Abang di Daiba-Beach, Minato-ku, Tokyo |
Anjani bersama Mama mengunjungi kuil di Kamakura-Tokyo |
Membandingkan tinggi badan pesumo Yokozuna Akebono yang tingginya 203 cm |
Yokozuna terpendek (Kagamizato) setinggi Abang (172 cm) |
Sketsa Sumo, plywood 35x45cm |
Trio (Kitagawa Utamaro version), 35x45cm (not for sale) |
Monday, May 23, 2016
Thursday, May 5, 2016
Beberapa Sketsa May-2016
Tuesday, April 5, 2016
Showroom Pirografi di Bogor
Hallo sahabat pecinta Pirografi Indonesia, apa kabar?
AKSES KE SHOWROOM PIROGRAFI:
Beberapa produk pirografi dari Anjani Gallery sejak Desember 2015 telah digelar dan dipasarkan di Bogor. Lokasi tepatnya adalah di Showroom Jaket Kulit Asli Kalong, Jalan Saptadji Hadiprawira, samping SPBU Cilendek-Barat, Bogor. Lokasi ini mudah dijangkau, dari Pintu Tol Sentul-Selatan, belok ke kanan masuk ke Tol Lingkar Luar Bogor (BORR) menuju arah perumahan Yasmin. Sampai traffic-light ujung perumahan Yasmin, lalu belok ke kiri (masuk di Jl. Saptadji Hadiprawira atau menuju Jl.Dr.Semeru), lalu sekitar 1 km sebelah kiri jalan akan ketemu showroom Jaket Kulit Kalong (sebelah SPBU-Cilendek). Jarak dari Pintu Tol-BORR sampai showroom sekitar 10 km, peta dan arahnya bisa dilihat di bawah ini:
Beberapa produk pirografi dari Anjani Gallery sejak Desember 2015 telah digelar dan dipasarkan di Bogor. Lokasi tepatnya adalah di Showroom Jaket Kulit Asli Kalong, Jalan Saptadji Hadiprawira, samping SPBU Cilendek-Barat, Bogor. Lokasi ini mudah dijangkau, dari Pintu Tol Sentul-Selatan, belok ke kanan masuk ke Tol Lingkar Luar Bogor (BORR) menuju arah perumahan Yasmin. Sampai traffic-light ujung perumahan Yasmin, lalu belok ke kiri (masuk di Jl. Saptadji Hadiprawira atau menuju Jl.Dr.Semeru), lalu sekitar 1 km sebelah kiri jalan akan ketemu showroom Jaket Kulit Kalong (sebelah SPBU-Cilendek). Jarak dari Pintu Tol-BORR sampai showroom sekitar 10 km, peta dan arahnya bisa dilihat di bawah ini:
Peta dan arah akses ke Showroom Pirografi |
Suasana malam di showroom Pirografi dan Pusat Jaket Kulit Kalong, parkiran cukup luas. |
Kolaborasi Pirografi dan Jaket Kulit, persis di samping SPBU-Cilendek |
Thursday, March 31, 2016
Sunday, March 27, 2016
Pirografi Becak
Hallo sahabat pecinta pirografi Indonesia, apa kabar?
Kali ini galeri akan menampilkan lukisan pirografi bertema "Becak", yaitu sejenis transportasi publik yang sudah semakin langka (hampir punah). Becak (dari bahasa Hokkien: be chia "kereta kuda") adalah suatu modatransportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia. Kapasitas normal becak adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi. Menjadi pengemudi becak merupakan salah satu cara untuk mendapatkan nafkah yang mudah, sehingga jumlah pengemudi becak di daerah yang angka penganggurannya tinggi dapat menjadi sangat tinggi, dan akan akan menimbulkan pelbagai keruwetan lalu lintas. Karena itu becak dilarang di Jakarta sekitar akhir dasawarsa 1980-an. Alasan resminya antara lain kala itu ialah bahwa becak menampilkan “eksploitasi manusia atas manusia”.
(Referensi tentang Becak)
(Referensi tentang Becak)
"Becak", plywood 60x70cm. |
Salam Pirografi Indonesia !!!
Anjani Gallery/Mar-2016
Thursday, March 17, 2016
Pirografi Sumpit Dayak
Hallo para sahabat pecinta Pirografi Indonesia, apa kabar?
Sumpit adalah senjata khas masyarakat Dayak di Kalimantan, dimana senjata ini digerakkan oleh tiupan mulut, semakin kuat tiupannya maka mata sumpit akan semakin melesat jauh sampai mencapai 200 meter. Senjata ini dikenal sangat menakutkan dan mematikan. Menakutkan karena senjata ini berjalan sekejap dalam kesunyian/kesenyapan, tanpa ada suara tahu-tahu ada jarum atau mata sumpit yang menempel di leher lawan misalnya, lalu dalam hitungan detik lawan pun tumbang. Mematikan karena pada ujung mata sumpit terkandung racun yang mematikan, racun bisa dari campuran tanaman getah ipuh, atau bisa dari racun ikan buntal, racun kalajengking, atau ular. Sumpit selain digunakan masyarakat Dayak sebagai senjata untuk berburu di hutan, juga digunakan sebagai senjata untuk berperang. Untuk eksplorasi informasi sekitar sumpit lebih jauh bisa akses ke link berikut: https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpit_(senjata).
Lukisan di atas adalah lukisan bakar, yaitu lukisan yang dihasilkan dari hasil penorehan alat (semacam solder) yang dipanaskan dengan suhu tertentu untuk menghasilkan coretan dan arsiran sesuai warna dan kondisi yang diharapkan pada sebuah bidang plywood/kayu. Warna yang dihasilkan di lukisan ini adalah warna natural, yaitu warna kayu yang gosong atau terbakar oleh alat yang dipanaskan. Jika kita melihat dan meraba lukisan original-nya, maka warna dan tekstur goresan bakaran akan nampak dan terasa sekali.
Sumpit adalah senjata khas masyarakat Dayak di Kalimantan, dimana senjata ini digerakkan oleh tiupan mulut, semakin kuat tiupannya maka mata sumpit akan semakin melesat jauh sampai mencapai 200 meter. Senjata ini dikenal sangat menakutkan dan mematikan. Menakutkan karena senjata ini berjalan sekejap dalam kesunyian/kesenyapan, tanpa ada suara tahu-tahu ada jarum atau mata sumpit yang menempel di leher lawan misalnya, lalu dalam hitungan detik lawan pun tumbang. Mematikan karena pada ujung mata sumpit terkandung racun yang mematikan, racun bisa dari campuran tanaman getah ipuh, atau bisa dari racun ikan buntal, racun kalajengking, atau ular. Sumpit selain digunakan masyarakat Dayak sebagai senjata untuk berburu di hutan, juga digunakan sebagai senjata untuk berperang. Untuk eksplorasi informasi sekitar sumpit lebih jauh bisa akses ke link berikut: https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpit_(senjata).
"Sumpit Dayak", plywood ukuran 60 x 66 cm. |
Pirografi Sepeda
Hallo sahabat pecinta Pirografi Indonesia, apa kabar?
Sepeda adalah sarana transportasi yang paling efektif bagi masyarakat pedesaan. Sepeda juga dimanfaatkan sebagai alat untuk menjajakan dagangan ibu-ibu yang keliling dari desa satu ke desa lainnya di sekeliling Rawa-Pening, Jawa-Tengah. Mereka menjajakan dagangan seperti kue-kue pasar, kain batik, sayur-mayur, jual jamu (tentu namanya bukan lagi jamu-gendong), alat-alat rumah tangga, bahkan tukang kredit antar desa pun menggunakan sepeda seperti ini. Mungkin penjaja dagangan seperti ini sudah semakin langka mengingat sepeda-motor sudah menggantikannya. Lukisan Pirografi (lukisan bakar) di bawah ini mencoba mengekspresikan hal tersebut.
Lukisan di atas adalah lukisan bakar, yaitu lukisan yang dihasilkan dari proses penorehan alat tertentu (seperti solder) yang dipanaskan dalam suhu tertentu, pada bidang plywood dengan ketebalan 12 mm. Lukisan ini tanpa menggunakan pewarna sintetis, warna yang ada dalam lukisan adalah warna natural dari kayu yang terbakar atau yang gosong.
Sepeda adalah sarana transportasi yang paling efektif bagi masyarakat pedesaan. Sepeda juga dimanfaatkan sebagai alat untuk menjajakan dagangan ibu-ibu yang keliling dari desa satu ke desa lainnya di sekeliling Rawa-Pening, Jawa-Tengah. Mereka menjajakan dagangan seperti kue-kue pasar, kain batik, sayur-mayur, jual jamu (tentu namanya bukan lagi jamu-gendong), alat-alat rumah tangga, bahkan tukang kredit antar desa pun menggunakan sepeda seperti ini. Mungkin penjaja dagangan seperti ini sudah semakin langka mengingat sepeda-motor sudah menggantikannya. Lukisan Pirografi (lukisan bakar) di bawah ini mencoba mengekspresikan hal tersebut.
"Sepeda", bahan plywood tebal 12 mm, ukuran 50 x 90cm. |
Friday, February 26, 2016
Saturday, February 20, 2016
Pirografi Potret Jokowi
Hallo para sahabat pecinta Pirografi Indonesia, apa kabar?
Hari ini galeri baru saja selesai membingkai produk tengah Februari berjudul "Senyum Jokowi", plywood 30x40cm seperti terlihat di bawah ini:
Bagi yang berminat koleksi lukisan ini silahkan kontak langsung via WA: 0813 1911 9455.
Salam Pirografi Indonesia !!!
Anjani Gallery/Feb-2016
Hari ini galeri baru saja selesai membingkai produk tengah Februari berjudul "Senyum Jokowi", plywood 30x40cm seperti terlihat di bawah ini:
Salam Pirografi Indonesia !!!
Anjani Gallery/Feb-2016
Friday, February 19, 2016
Subscribe to:
Posts (Atom)