A Couple of Andre (SOLD) |
Thursday, March 31, 2016
Sunday, March 27, 2016
Pirografi Becak
Hallo sahabat pecinta pirografi Indonesia, apa kabar?
Kali ini galeri akan menampilkan lukisan pirografi bertema "Becak", yaitu sejenis transportasi publik yang sudah semakin langka (hampir punah). Becak (dari bahasa Hokkien: be chia "kereta kuda") adalah suatu modatransportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia. Kapasitas normal becak adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi. Menjadi pengemudi becak merupakan salah satu cara untuk mendapatkan nafkah yang mudah, sehingga jumlah pengemudi becak di daerah yang angka penganggurannya tinggi dapat menjadi sangat tinggi, dan akan akan menimbulkan pelbagai keruwetan lalu lintas. Karena itu becak dilarang di Jakarta sekitar akhir dasawarsa 1980-an. Alasan resminya antara lain kala itu ialah bahwa becak menampilkan “eksploitasi manusia atas manusia”.
(Referensi tentang Becak)
(Referensi tentang Becak)
"Becak", plywood 60x70cm. |
Salam Pirografi Indonesia !!!
Anjani Gallery/Mar-2016
Thursday, March 17, 2016
Pirografi Sumpit Dayak
Hallo para sahabat pecinta Pirografi Indonesia, apa kabar?
Sumpit adalah senjata khas masyarakat Dayak di Kalimantan, dimana senjata ini digerakkan oleh tiupan mulut, semakin kuat tiupannya maka mata sumpit akan semakin melesat jauh sampai mencapai 200 meter. Senjata ini dikenal sangat menakutkan dan mematikan. Menakutkan karena senjata ini berjalan sekejap dalam kesunyian/kesenyapan, tanpa ada suara tahu-tahu ada jarum atau mata sumpit yang menempel di leher lawan misalnya, lalu dalam hitungan detik lawan pun tumbang. Mematikan karena pada ujung mata sumpit terkandung racun yang mematikan, racun bisa dari campuran tanaman getah ipuh, atau bisa dari racun ikan buntal, racun kalajengking, atau ular. Sumpit selain digunakan masyarakat Dayak sebagai senjata untuk berburu di hutan, juga digunakan sebagai senjata untuk berperang. Untuk eksplorasi informasi sekitar sumpit lebih jauh bisa akses ke link berikut: https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpit_(senjata).
Lukisan di atas adalah lukisan bakar, yaitu lukisan yang dihasilkan dari hasil penorehan alat (semacam solder) yang dipanaskan dengan suhu tertentu untuk menghasilkan coretan dan arsiran sesuai warna dan kondisi yang diharapkan pada sebuah bidang plywood/kayu. Warna yang dihasilkan di lukisan ini adalah warna natural, yaitu warna kayu yang gosong atau terbakar oleh alat yang dipanaskan. Jika kita melihat dan meraba lukisan original-nya, maka warna dan tekstur goresan bakaran akan nampak dan terasa sekali.
Sumpit adalah senjata khas masyarakat Dayak di Kalimantan, dimana senjata ini digerakkan oleh tiupan mulut, semakin kuat tiupannya maka mata sumpit akan semakin melesat jauh sampai mencapai 200 meter. Senjata ini dikenal sangat menakutkan dan mematikan. Menakutkan karena senjata ini berjalan sekejap dalam kesunyian/kesenyapan, tanpa ada suara tahu-tahu ada jarum atau mata sumpit yang menempel di leher lawan misalnya, lalu dalam hitungan detik lawan pun tumbang. Mematikan karena pada ujung mata sumpit terkandung racun yang mematikan, racun bisa dari campuran tanaman getah ipuh, atau bisa dari racun ikan buntal, racun kalajengking, atau ular. Sumpit selain digunakan masyarakat Dayak sebagai senjata untuk berburu di hutan, juga digunakan sebagai senjata untuk berperang. Untuk eksplorasi informasi sekitar sumpit lebih jauh bisa akses ke link berikut: https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpit_(senjata).
"Sumpit Dayak", plywood ukuran 60 x 66 cm. |
Pirografi Sepeda
Hallo sahabat pecinta Pirografi Indonesia, apa kabar?
Sepeda adalah sarana transportasi yang paling efektif bagi masyarakat pedesaan. Sepeda juga dimanfaatkan sebagai alat untuk menjajakan dagangan ibu-ibu yang keliling dari desa satu ke desa lainnya di sekeliling Rawa-Pening, Jawa-Tengah. Mereka menjajakan dagangan seperti kue-kue pasar, kain batik, sayur-mayur, jual jamu (tentu namanya bukan lagi jamu-gendong), alat-alat rumah tangga, bahkan tukang kredit antar desa pun menggunakan sepeda seperti ini. Mungkin penjaja dagangan seperti ini sudah semakin langka mengingat sepeda-motor sudah menggantikannya. Lukisan Pirografi (lukisan bakar) di bawah ini mencoba mengekspresikan hal tersebut.
Lukisan di atas adalah lukisan bakar, yaitu lukisan yang dihasilkan dari proses penorehan alat tertentu (seperti solder) yang dipanaskan dalam suhu tertentu, pada bidang plywood dengan ketebalan 12 mm. Lukisan ini tanpa menggunakan pewarna sintetis, warna yang ada dalam lukisan adalah warna natural dari kayu yang terbakar atau yang gosong.
Sepeda adalah sarana transportasi yang paling efektif bagi masyarakat pedesaan. Sepeda juga dimanfaatkan sebagai alat untuk menjajakan dagangan ibu-ibu yang keliling dari desa satu ke desa lainnya di sekeliling Rawa-Pening, Jawa-Tengah. Mereka menjajakan dagangan seperti kue-kue pasar, kain batik, sayur-mayur, jual jamu (tentu namanya bukan lagi jamu-gendong), alat-alat rumah tangga, bahkan tukang kredit antar desa pun menggunakan sepeda seperti ini. Mungkin penjaja dagangan seperti ini sudah semakin langka mengingat sepeda-motor sudah menggantikannya. Lukisan Pirografi (lukisan bakar) di bawah ini mencoba mengekspresikan hal tersebut.
"Sepeda", bahan plywood tebal 12 mm, ukuran 50 x 90cm. |
Subscribe to:
Posts (Atom)