Tuesday, November 24, 2015

Pirografi Khusus Untuk GKP

Hallo Sahabat Pecinta Pirografi Indonesia, apa kabar?

Gereja Kristen Pasundan (GKP) berkantor pusat di Bandung. GKP bukan gereja kesukuan, tetapi gereja wilayah yang melayani jemaat yang tersebar di wilayah Jawa bagian Barat (Provinsi Jawa-Barat, DKI, dan Banten). Kalau dilihat sejarahnya secara singkat, GKP dirintis sejak tahun 1851, yaitu sejak didirikannya lembaga yang bernama Genootschap voor Inen Uitwendige Zending te Batavia (GIUZ) di Jakarta, oleh beberapa orang Eropa dan beberapa Lembaga Pekabaran Injil. Lembaga ini bekerjasama dengan berbagai lembaga Zendeling di Belanda, mengelola sekolah-sekolah dan pelayanan medis untuk masyarakat di Jawa bagian Barat. 

Tahun 1878 Seminari Theologia Depok didirikan (ini cikal-bakal dari STT Jakarta) oleh lembaga Nederlandsche Zendelings Vereeniging (NZV). Sekolah ini dimanfaatkan oleh NZV untuk mempersiapkan orang-orang pribumi untuk membantu dalam mengabarkan Injil.  Tahun 1879 Alkitab Perjanjian Baru terjemahan dalam bahasa Sunda diterbitkan. Tahun 1891 Alkitab lengkap dalam bahasa Sunda hasil terjemahan Zendeling S. Coolsma diterbitkan.

Tahun 1908 di Jawa Barat sudah berdiri 26 sekolah oleh NZV dengan jumlah murid 1.700 orang. Tahun 1910 Rumah Sakit Immanuel didirikan di Bandung, lalu menyusul Rumah-rumah Sakit di tempat lain seperti Cibadak dan Purwakarta untuk memberi pelayanan medis kepada masyarakat di Jawa bagian Barat.

Tahun 1915 sudah tercatat 24 Jemaat Kristen yang dilayani oleh NZV yang tersebar di Karesidenan Jawa Barat dengan jumlah anggota 2.956 jiwa. Tahun 1917 Tata Gereja yang diberi nama Atoeran Perkoempoelan Orang Kristen di Pasoendan disahkan dalam konperensi para Zendeling NZV di Jawa Barat. Tahun 1918 Pdt. Titus ditahbiskan menjadi pendeta pribumi pertama dalam rangka kegiatan NZV. Tahun 1932 Wilayah pelayanan NZV di Jawa bagian Barat sudah terdapat 5.497 orang Kristen Pribumi, keturunan China dan suku-suku lainnya.

Tanggal 14 November 1934 Gereja Kristen Pasundan menjadi gereja yang berdiri sendiri. Dr. N.A.C Slotemaker de Bruine, konsul Zending yang bertindak mewakili pimpinan NZV di negeri Belanda dalam suatu upacara di Gedung Gereja Jemaat Bandung membacakan piagam penyerahan sekaligus melantik RAD AGENG (Majelis Besar) sebagai badan pimpinan semua jemaat Kristen di Jawa Barat.

Tahun 1936 GKP yang pada waktu itu disebut de Christelijke kerk van West Java disahkan menjadi Gereja dengan status Badan Hukum. Jemaat-jemaat Pasundan merupakan jemaat campuran orang-orang Sunda, Cina dan suku-suku lainnya. Seiring dengan perkembangan jemaat asli Jawa Barat, orang-orang Tionghoa pun mulai tertarik kepada Injil dan bergabung menjadi jemaat Pasundan. Namun dengan perkembangan jemaat yang semakin pesat, dengan jumlah jemaat Tionghoa melebihi jumlah jemaat Pasundan, maka pada tahun 1938 jemaat Tionghoa mulai melepaskan diri dari keanggotaannya sebagai jemaat Pasundan dan mendirikan gereja Tionghoa. Dan berdiri Gereja Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee (sekarang dikenal sebagai Gereja Kristen Indonesia/GKI- Jawa Barat). 

Tahun 1936 di Jawa Barat tercatat ada 36 Sekolah Dasar dengan jumlah murid: 3.866 orang, 14 Hollandsh Inlandsche School (HIS), 1 Hollandsch Chineese School, 1 Meer Uitgebreid Leger Onderwijs (MULO) dan 1 Sekolah Guru yang didirikan dan ada hubungannya dengan NZV.

Tahun 1942 Kepemimpinan GKP mulai dipegang sepenuhnya oleh orang-orang pribumi (Bumiputra) karena dalam masa pendudukan Jepang para Zendeling Belanda tidak lagi dapat melakukan kegiatannya. Pengurus Harian Rad Ageng saat itu, terdiri: Ketua Pdt. Aniroen, J.Elia sebagai Sekretaris, Martinus Abednego sebagai Bendahara dan Pdt. Kasdo Tjokrosiswondo sebagai anggota. Pada tahun ini pula NZV menyerahkan pekerjaan pelayanan dan semua harta milik seperti sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit kepada GKP.

Tahun 1945-1949 Pada masa transisi setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), dalam keberadaan RI yang masih muda usia, terjadi pengacauan terhadap jemaat-jemaat GKP, antara lain di Cigelam, Gunung Putri dan Kampung Sawah. Banyak anggota jemaat yang terpaksa mengungsi atau pindah ke tempat-tempat lainnya.

Dalam masa itu, Pdt. J.v.d.Weg yang sudah dibebaskan dari Kamp tawanan tentara Jepang pergi kembali ke Juntikebon, dimana sebelum pendudukan tentara Jepang ia sudah bekerja disana. Setibanya di Juntikebon, beliau malah dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tahun 1946-1947 Kedudukan Pengurus Harian Darurat GKP dipindahkan ke Garut sehubungan dengan gencarnya pertempuran antara Pasukan RI dengan pasukan Belanda di Bandung yang menyebabkan pengungsian besar-besaran pada penduduk kota itu. 

Tahun 1951 NZV diintegrasikan ke dalam Nederlandse Hervormde Kerk (Gereja Hervormd Belanda). Sejak itu GKP berhubungan dengan NHK melalui Dewan Pekabaran Injil NHK di Oegstgeest, negeri Belanda. Pada pemberontakan DI/TII, beberapa jemaat GKP di pedesaan mengalami gangguan dan yang paling parah dialami oleh jemaat di Tamiyang, dimana Pdt. Usman Sarin ditembak mati oleh gerombolan pengacau.

Tahun 1959 GKP menjadi anggota Dewan gereja-gereja di Asia Timur (East Asian Christian Conference, yang dikemudian hari berubah menjadi Christian Conference of Asia). Pada tahun tersebut GKP tercatat ada: 32 Jemaat, dengan: 9.127 jiwa. Tahun 1961 GKP menjadi anggota Dewan gereja-gereja sedunia (World Council of Churches). Tahun 1967 GKP menjalin hubungan kerjasama dengan Presbyterian Church of New Zealand. Tahun 1968 GKP memulai hubungan kerjasama dengan Basel Mission, Swiss. Tahun 1970 GKP menjadi anggota Aliansi sedunia Gereja-gereja Reformasi (World Alliance of Reformed Churches - WARC).

Jadi secara resmi, GKP berdiri sejak tanggal 14 November 1934, yaitu jauh sebelum NKRI lahir dan pada pertengahan November 2015 GKP genap berusia 81 tahun dengan jumlah jemaat yang dilayani mencapai sekitar 30 ribu jiwa. Sedangkan GKP Jemaat-Depok berdiri pada tanggal 6 September 1953, atau sampai kini sudah berusia 62 tahun. Melayani lebih dari 800 jiwa.

Pendeta yang pernah melayani di GKP Jemaat Depok :
1. Pdt. Christian Elia (1954 – 1967)
2. Pdt. Rosi Yohandi (1967 – 1968)
3. Pdt. K. Suryanata (1968– 1974)
4. Pdt. Agustinus Atua (1974 – 1988)
5. Pdt. Sutarno, S.Th. (1989 – 1998)
6. Pdt. Lelly Frida Sundoro, S.Th, M.Pd (1999 – 2009)
7. Pdt. Supriatno, M.Th (2009 – 2010)
8. Pdt. Elsa Novita Tureay, S.Si. ( 2010 – Sekarang)

Sebagai persembahan untuk perjalanan panjang GKP pada umumnya yang sudah berusia 81 tahun, dan GKP-Depok secara khusus yang sudah berusia 62 tahun; dengan tema dan rujukan yang terambil dari kitab:
- Yohanes 21:16: "Gembalakanlah domba-dombaKu";
- 1 Petrus 5 : 2: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan tetapi dengan pengabdian";
Maka pada akhir November 2015 Anjani Gallery telah mempersembahkan produk pirografi yang ke-81 seperti terlihat di bawah ini untuk ulang-tahun GKP yang ke-81. 

Pada lukisan bagian KIRI terdapat gambar 2 pohon kelapa, 2 gunung yang di depannya terdapat areal persawahan. Ini adalah gambaran dari Logo-GKP secara umum.  Sedangkan pada lukisan bagian KANAN terdapat gambar bangunan gereja adalah model gedung GKP-Jemaat Depok yang terdapat di Jalan Stasiun, Depok-Lama.

Salam Pirografi Indonesia !!!
Anjani Gallery/Nov-2015

Referensi:
http://el-saydie.blogspot.co.id/2011/02/gereja-kristen-pasundan-gkp.html
http://gkpdepok.info/selayang-pandang-gkp-jemaat-depok/
https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Kristen_Pasundan
http://st291735.sitekno.com/page/36694/penutupan-gereja.html
http://www.in-christ.net/links/gkp-gereja-kristen-pasundan
https://www.facebook.com/pages/GKP-Jemaat-Depok/499178706818447

Monday, November 23, 2015

Monday, November 9, 2015

Pirografi Ibnu Sina


"Sketsa Ibnu Sina", plywood 9 mm, size: 30 x 33 cm

"Sketsa Ibnu SIna", plywood 9 mm, size:30 x 33 cm.

Friday, November 6, 2015

Anjani Birthday


"Sweet-17th of Anjani", plywood 9 mm, size: 33x 47 cm (NOT FOR SALE)


"Sweet-17th of Anjani", plywood 9 mm, size: 33x47 cm (NOT FOR SALE)

Salam Pirografi !!!
Anjani Gallery/Nov-2015